News

Dialog Kerukunan, Mantan Kasubbag KUB Kemenag Aceh Diundang ke Papua

Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Sekretariat Jenderal Kemenag RI menggelar kegiatan Dialog Peningkatan Peran Guru Pendidikan Agama Lintas Agama Terkait Kerukunan Umat Beragama di Indonesia, 25-27 November 2020.

Kegiatan yang berlangsung di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat ini mengundang guru agama lintas agama di beberapa provinsi dan perwakilan Kasubbag Ortala KUB di sejumlah kantor wilayah Kemenag provinsi.

Selain itu, PKUB Kemenag RI juga mengundang Pegiat Kerukunan Umat Beragama asal Aceh Muhammad Nasril, Lc, MA. Mantan Kasubbag KUB Kanwil Kemenag Aceh itu satu-satunya perwakilan Tanah Rencong pada dialog kerukunan ini.

“Alhamdulillah, ini kesempatan berharga bagi saya untuk belajar dan membahas tentang langkah-langkah merawat kerukunan umat beragama di Nusantara bersama guru agama lintas agama dan kawan kawan dari provinsi lain,” ujar Nasril saat dihubungi dari Banda Aceh, Kamis (26/11/2020).

Dialog kerukunan tersebut berlangsung selama tiga hari dan dibuka secara resmi oleh Kepala PKUB Kemenag RI, Dr. Nifasri tadi malam, Rabu (25/11).

Dalam sambutannya, Nifasri menyebutkan, Kemenag terus berikhtiar untuk merawat kerukunan umat beragama di nusantara.

Selain mengadakan pertemuan dengan tokoh agama, pihaknya juga melakukan pertemuan dengan guru agama lintas agama se-Indonesia di Sorong, Papua Barat.

“Pertemuan ini sengaja dikemas dalam agenda dialog, hal ini juga bertepatan pada peringatan Hari Guru Nasional,” ujar Nifasri.

Nifasri juga mengatakan, guru memiliki peran strategis dalam upaya menjaga dan merawat kerukunan beragama di Indonesia.

“Mereka bersentuhan langsung dengan anak didik, maka perlu guru memahami moderasi beragama dan kemudian menyampaikan pesan wasathiyah dan toleran,” ujarnya.

Ia mengatakan, peran guru agama dalam menjaga kerukunan umat beragama sangat besar. Melalui penyampaian ajaran agama oleh para guru dapat  melahirkan anak-anak yang betul-betul memahami ajaran agama secara konfrehensip, paham dengan agamanya secara menyeluruh karena pada prinsipnya ajaran agama itu adalah kebaikan, akhlak, budi pekerti, kejujuran dan daya saing.

“Sekarang saatnya guru agama harus kuat, harus bersemangat, harus percaya diri, menunjukkan bahwa guru agama adalah tiang kerukunan, tanpa  guru agama masyarakat kita sulit untuk rukun. Karena jika masyarakat jauh dari agama, hanya ajaran agamalah yang bisa membuat manusia ingat dengan Tuhan, patuh kepada Tuhan, serta patuh kepada pemimpinnya,” katanya.

Selain itu, kata Nifasri, agar kerukunan umat beragama  dapat terus terjaga, maka seluruh umat beragama di Indonesia harus menjalankan indikator kerukunan yakni, saling menghormati, menghargai kesetaraan, dan bisa bekerja sama.

Ia berharap melalui dialog ini dapat menghasilkan suatu rumusan atau solusi yang bisa berbagi antara satu dengan yang lainnya terkait dengan moderasi dan kerukunan umat beragama.

Turut hadir dalam acara pembukaan kegiatan ini Kakanwil Agama Papua Barat, Wakil Bupati Kabupaten Sorong dan Asisten 1 Kota Sorong serta para guru agama dari beberapa provinsi.

Shares: