News

Dewan Pers Mulai Bekerja, Muhammad Nuh Ketua

Empat perusahaan pers anggota JMSI Aceh terverifikasi faktual

BANDA ACEH (popularitas.com) – Mantan Menteri Pendidikan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terpilih sebagai Ketua Dewan Pers periode 2019-2022. Dia menggantikan posisi Yosep Adi Prasetyo yang telah berakhir masa tugasnya.

Pemilihan ketua tersebut berlangsung di kantor Dewan Pers di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa, 21 Mei 2019.

Ada sembilan orang yang terpilih menjabat sebagai anggota Dewan Pers sesuai Keputusan Presiden Nomor 33/M tahun 2019. Mereka adalah Arif Zulkifli, Hendry Ch Bangun, dan Jamalul Insan. Ketiganya mewakili unsur wartawan. Selanjutnya, Ahmad Djauhar, Agung Darmajaya, dan Asep Setiawan yang mewakili unsur perusahaan, dan Agus Sudibyo, Hassanein Rais serta Muhammad Nuh mewakili tokoh masyarakat.

Serah terima jabatan langsung dilakukan di ruang rapat lantai 7 Gedung Dewan Pers di Jakarta.

Berdasarkan siaran pers yang diterima awak media menyebutkan, ada beberapa isu penting yang diharapkan menjadi perhatian anggota Dewan Pers di masa mendatang.

Isu pertama adalah menjalin koordinasi kelembagaan dengan penegak hukum, melalui MoU yang sudah ada untuk menekan kasus kriminalisasi terhadap wartawan. Selanjutnya peningkatan profesionalisme wartawan Indonesia melalui penguatan pelaksanaan Uji Kompetensi Wartawan melalui program monitoring dan evaluasi yang ketat, serta penetapan standar yang berlaku secara nasional.

Isu terakhir yang bakal menjadi perhatian Dewan Pers adalah penguatan kelembagaan perusahaan pers melalui program pendataan dan verifikasi perusahaan pers.

Sementara itu, Muhammad Nuh yang terpilih sebagai Ketua Dewan Pers menyebutkan pihaknya akan mendorong media menjalankan fungsi edukasi publik agar masyarakat jadi cerdas membedakan berita dan hoaks. “Ketika masyarakat semakin cerdas dan dewasa, mereka tahu berita yang tidak beres, dia sudah punya self sensoring,” kata Nuh seperti dilansir Antara.

Ia pun meminta media menjadi pencerah informasi tersebut dengan menitikberatkan pada aspek verifikasi.

“Karena saat ini berita itu macam-macam, dan pemikiran macam-macam, ada media yang bisa mencerahkan. Itu untuk memperkuat nasionalisme,” kata pria yang juga pernah menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) ini seperti dilansir CNN Indonesia.* (BNA/RIL/ANT/CNN)

Shares: