News

Detik-detik Tanpa Listrik di Hotel Kyriad Muraya

Kampanye Earth Hour di Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh, Sabtu 30 Maret 2019 | Boy Nashruddin Agus

RUANG lobi Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh mendadak gelap. Hanya cahaya dari lampu jalan dan penerangan dari bangunan sekitar yang mencoba menerobos ke seisi ruangan. Tak hanya di lobi, kondisi serupa juga terjadi di lantai dua bangunan hotel berbintang empat tersebut. Beruntung, beberapa lilin telah ditata rapi di atas meja dari lobi hingga ke lantai dua, tempat para tamu bersantai sembari menatap wajah kota.

Kondisi gelap seperti ini disebutkan hanya terjadi selama 60 menit. Pasalnya, hotel yang memiliki 126 kamar tersebut turut serta melakukan pemadaman listrik dalam rangka memperingati “Earth Hour” yang diperingati setiap Sabtu terakhir bulan Maret, setiap tahunnya. Pihak Hotel Kyriad Muraya bahkan ikut membakar tali tambang berbentuk “60+” dalam kampanye tersebut.

Salah seorang tamu menandatangani petisi Earth Hour di Hotel Kyriad Muraya | Foto Boy Nashruddin Agus

“Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kita terhadap pemanasan global, sehingga dengan satu jam mematikan listrik di seluruh gedung ini sangat berkontribusi pada pencegahan pemanasan global,” kata General Manager Hotel Kyriad Muraya, Bambang Pramusinto, di sela-sela kegiatan, Sabtu, 30 Maret 2019.

Menurut Bambang, pihaknya turut mengimbau seluruh tamu di hotel tersebut untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan Earth Hour tersebut dengan mematikan lampu di kamar masing-masing. Kegiatan ini menjadi kali kedua bagi Kyriad Muraya dalam kampanye 60 menit tanpa listrik yang dilaksanakan serentak di seluruh dunia.

“Tahun pertama kita bekerjasama dengan WWF, tapi tahun ini tunggal,” ujar Bambang. Selain lampu, pihak Kyriad juga mematikan pendingin ruangan dan segala hal yang berkaitan dengan listrik, kecuali lift yang menjadi akses bagi para tamu hotel.

Sebagai catatan, Earth Hour merupakan sebuah kegiatan global yang pertama kali diadakan oleh World Wide Fund for Nature alias WWF bersama Leo Burnett di Sydney pada tahun 2007. Saat itu, sebanyak 2,2 juta penduduk Sydney berpartisipasi dengan memadamkan lampu yang tidak diperlukan.

Kampanye tersebut kemudian meluas hingga ke seluruh dunia dan dilaksanakan setiap sabtu terakhir di bulan Maret, dari pukul 20.30 hingga 21.30 malam. “Dengan kita menghemat energi satu jam, setiap rumah atau setiap tempat, sangat bermanfaat dalam memanfaatkan energi dan mengurangi dampak pemanasan global. Ini harus diikuti oleh semua pihak karena betul-betul berguna bagi kelangsungan hidup anak cucu kita,” kata Bambang.(***)

Shares: