News

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Kunjungi Pusat Riset Nilam Universitas Syiah Kuala

BANDA ACEH (popularitas.com) – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti didampingi oleh Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, Kepala BI Perwakilan Aceh Zainal Arifin Lubis, Sekda Aceh Jaya Mustafa dan beberapa tamu penting lainnya dari Jakarta, Rabu, 4 Desember 2019, berkunjung ke Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala.

Dr. Syaifullah Muhammad selaku Kepala ARC Unsyiah dalam kunjungan tersebut menjelaskan proses penyulingan daun Nilam menggunakan Ketel Inovasi Unsyiah, hingga menghasilkan minyak Nilam standar ekspor. Selanjutnya minyak Nilam tersebut dilakukan proses lanjutan secara destilasi vakum hingga menghasilkan hi-grade Patchouli (minyak Nilam kualitas tinggi) dengan kandungan Patchouli Alkohol mencapai 70- 80% dan bebas dari kontaminasi senyawa logam berat dan pencemar organik.

“Hi-grade Patchouli ini yang kemudian digunakan sebagai bahan fiksatif Parfum untuk minyak wangi Neelam produksi ARC yang telah mulai dipasarkan. Sifat fiksatif ini juga yang diambil oleh perusahaan parfum kelas dunia di Perancis dan negara lainnya untuk memproduksi parfum yang wanginya tahan lama” ujar Syaifullah.

Minyak Nilam Aceh merupakan Nilam yang terbaik di dunia karena karakteristiknya yang unik. Nilam Aceh (Pogostemon Cablin, Benth) jika ditanam di propinsi lain, meski tumbuh dengan baik tapi akan memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan yang ditanam di tanah Aceh. Karena itu Nilam Aceh telah memperoleh Sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari Depkumham RI.

Pada kesempatan itu, Rektor Unsyiah Prof. Dr. Samsul Rizal, M.Eng, kembali menegaskan komitmen Unsyiah untuk membantu membangkitkan kembali kejayaan Nilam Aceh melalui pendekatan Inovasi Teknologi.

“Unsyiah memiliki SDM yang sangat memadai untuk mengembangkan inovasi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan masyarakat. Unsyiah memiliki lebih dari 1.600 orang dosen dengan kualifikasi Profesor, Doktor dan Master dengan 32.000 mahasiswa. Ini potensi besar yang akan kita manfaatkan untuk membangun masa depan Aceh yg lebih baik” ujar rektor.

Industri Nilam Aceh dipandang strategis untuk berkontribusi dalam peningkatan pendapatan ekspor Indonesia. Nilam juga berpotensi besar untuk peningkatan pendapatan dan ekonomi Aceh.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Aceh, Zainal Arifin Lubis mengatakan,  Nilam adalah salah satu komoditi penting Aceh yang bisa berkontribusi bagi perekonomian Nasional.

“Nilam adalah komoditi ekspor Indonesia terbesar untuk Atsiri. Indonesia memasok 90% kebutuhan Nilam dunia, dan Nilam Aceh dengan karakteristiknya yang unik sangat disukai oleh buyer internasional. Kalau ekspor Nilam Aceh bisa ditingkatkan, maka Aceh akan berkontribusi untuk persoalan Current Account Deficit Nasional, dan tentu saja juga akan berkontribusi pada ekonomi Aceh, pembukaan lapangan kerja dan penurunan angka kemiskinan,” ujar Arifin.

Saat ini minyak Nilam Aceh melalui berbagai program yang dilaksanakan oleh ARC bekerjasama dengan pemerintah, dunia usaha, masyarakat dan media (Penta Helix) dengan pendekatan Klaster Inovasi Nilam yang diinisiasi oleh Kemenristek, telah menghasilkan berbagai produk turunan dan start up bisnis baru di Aceh. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti yang menjadi tamu utama di Unsyiah sangat antusias dan merespon positif program Nilam Aceh.

“Ekonomi Aceh masih ditopang oleh pertanian. Dan perlu terus dikembangkan hilirisasi menjadi produk turunan yang bernilai tambah. Aceh masih kurang sekali industri olahan yang memproses bahan baku menjadi produk jadi. Apa yang dilakukan ARC Unsyiah bersama berbagai stake holders termasuk dukungan dari BI sangat bagus sekali. Ini inisiatif perguruan tinggi yang perlu didukung dan dicontoh. Indonesia perlu memperbanyak kalangan orang terdidik dari kampus untuk turun ke masyarakat dan memberikan pengetahuannya untuk kesejahteraan masyarakat. Kita akan bantu mengkomunikasikan di level nasional tentang Nilam Aceh sebagai salah satu pilar ekonomi yang perlu terus dikembangkan,” ujar Destry.

Dalam kesempatan kunjungan tersebut, Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti juga menyerahkan secara simbolis bantuan berbagai peralatan produksi seperti bibit, lahan demplot, rumah pengering, mesin pencacah kompos, dan ketel penyulingan kepada perwakilan masyarakat dari Kelompok Tani Sapeu Pakat Desa Ranto Sabon Kecamatan Sampoinet Aceh Jaya.

Peralatan produksi minyak Nilam tersebut dilaksanakan dalam program Local Economic Development (LED) Bank Indonesia Perwakilan Aceh bekerja sama dengan ARC Unsyiah. Saat ini ARC Unsyiah merupakan Pusat Unggulan Iptek (PUI) Perguruan Tinggi (PT) Nilam dari Kemenristek, dan satu-satunya PUI-PT Nilam yang ada di Indonesia.* (RIL)

Shares: