EkonomiNews

Daya Beli Masyarakat Lemah Awal Ramadan di Banda Aceh

Daya Beli Masyarakat Lemah Awal Ramadan di Banda Aceh
Salah satu toko grosir menjual sejumlah sembako di Pasar Tradisional Peunayong, Kota Banda Aceh, Selasa, 7 April 2020. (Fadhil/popularitas.com)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Daya beli masyarakat terhadap sejumlah bahan sembako terlihat masih lemah di awal Ramadan 1441 Hijriah. Kondisi ini masih bertahan hingga hari ke-8 Ramadan.

Hal tersebut diungkapkan Ramli (57), pedagang grosir di Pasar Tradisional Peunayong, Kota Banda Aceh saat ditemui popularitas.com, Jumat, 1 Mei 2020 petang.

“Daya beli masyarakat dalam minggu pertama sangat lemah, sampai hari ini 7 puasa daya beli masyarakat cukup minim,” kata Ramli.

Akibat minimnya daya beli masyarakat, sejumlah bahan sembako di Kota Banda Aceh mengalami penurunan, seperti gula pasir, telur ayam, dan minyak goreng.

Untuk gula pasir, kata Ramli, harga di tingkat grosir dari sebelumnya Rp 18 ribu turun menjadi Rp 17 ribu. Sedangkan untuk per sak atau per 50 kilogram berkisar antara Rp 780 hingga Rp 800 ribu.

Kata Ramli, selain daya beli masyarakat menurun, stabilnya harga gula pasir juga akibat pasokan dari Medan lancar, sehingga stok di Aceh selalu tersedia.

“Mungkin banyak masukan dari Medan, dari pemerintah juga sudah mulai menjaga gula pasir yang selama ini kita lihat banyak harga tinggi di pasar,” jelas Ramli.

Sedangkan untuk telur ayam, kata Ramli, juga mengalami penurunan dari sebelumnya mencapai Rp 40 ribu per lempeng kini menjadi Rp 35 ribu. Harga ini diprediksi akan bertahan hingga satu pekan ke depan.

Sementara minyak goreng, kata dia, juga mengalami penurunan dari Rp 12 ribu menjadi Rp 10 ribu per kilogram. Untuk sembako yang satu ini, pedagang biasanya menjual dengan harga antara Rp 10 ribu sampai Rp 11 ribu tergantung kondisi pasar.

Dalam kesempatan itu, Ramli juga memprediksi daya beli masyarakat terhadap bahan sembako akan mengalami peningkatan pada pertengahan Ramadan mendatang. Kondisi ini akan berlangsung menjelang hari raya.

“Sekarang lemah daya beli mungkin dikarenakan banyak kemarin sebelum puasa masyarakat masih banyak stok di rumah, dan juga banyak bantuan-bantuan dari pemerintah dan pihak-pihak lain, mungkin juga berpengaruh harga pasar,” pungkasnya. [acl]

Reporter: Muhammad Fadhil

Shares: