News

BKSDA Aceh pasang 5 kotak perangkap harimau penyerang warga

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh memasang lima kotak perangkap (box trap) dalam upaya menangkap harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang menyerang warga Kabupaten Aceh Selatan.
Petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Forum Konservasi Leuser (FKL) dan Wildlife Conservation Society (WCS) memantau perangkap untuk harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang dipasang di kawasan perkebunan kelapa sawit Desa Naca, Kecamatan Trumon Tengah, Aceh Selatan, Aceh, Rabu (9/2/2022). (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/wsj)

POPULARITAS.COM – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh memasang lima kotak perangkap (box trap) dalam upaya menangkap harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang menyerang warga Kabupaten Aceh Selatan.

“Hingga saat ini ada penambahan kotak perangkap yang kita pasang, jadi ada lima kotak perangkap. Kemudian juga tim tetap memonitor pergerakan harimau tersebut,” kata Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto dikutip dari Antara, Jumat (18/3/2022).

Menurut Agus, dari informasi yang diterima petugas di lapangan bahwa harimau itu kerap muncul di beberapa lokasi di kawasan perkebunan penduduk Kecamatan Trumon, Aceh Selatan atau berada di luar kawasan hutan lindung.

Hingga saat ini, petugas terus memantau pergerakan satwa liar tersebut dengan harapan bisa segera ditangkap untuk direlokasi ke kawasan hutan yang jadi habitatnya.

Sebelumnya, kata Agus, pihaknya sudah memasang tiga kotak perangkap, namun belum berhasil terperangkap. Kemudian juga telah berupaya menggunakan senjata bius untuk menembak agar bisa mengevakuasi satwa itu dari luar kawasan hutan.

Namun, upaya yang dilakukan sejak awal Februari 2022 lalu itu belum berhasil sehingga BKSDA masih harus melakukan penanganan di lapangan.

“Lima kotak perangkap kita pasang di empat titik di kawasan Kecamatan Trumon, Aceh Selatan, di lokasi harimau tersebut sering terlihat,” kata Agus.

Selain memasang total lima box trap, BKSDA Aceh juga telah menurunkan kembali tim medis untuk melakukan penangkapan harimau tersebut menggunakan senjata bius.

“Tim medis sudah saya perintahkan kesana lagi memantau, jika memungkinkan dilakukan dengan senjata bius akan lebih baik juga,” katanya.

Tentu, harapan kita akan lebih bagus harimau itu bisa kembali ke kawasan hutan. Karena nanti meskipun kita lakukan penyelamatan maka kita juga akan lepaskan kembali ke hutan, kata Agus.

Sebelumnya, seorang petani berusia 67 tahun di Desa Seulekat, Kecamatan Bakongan Timur, Aceh Selatan, diserang harimau, pada Senin (7/2) siang, saat memanen kelapa sawit di kebun.

Lengan kanan petani bernama Amrimus itu terluka karena dicakar harimau sehingga dia harus menjalani perawatan di fasilitas kesehatan.

“Korban refleks dan memukul harimau tersebut dengan alat panen sawit, akhirnya harimau lari meninggalkannya,” kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Subulussalam BKSDA Aceh Hadi Sofyan.

Shares: