HeadlineNews

Bisa Bikin Kanker, Dosen USK Jelaskan Bahaya Penggunaan Styrofoam

POPULARITAS.COM – Sejumlah dosen dari Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh menyosialisasikan keamanan pangan untuk warga Desa Lambitra, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Aceh, Sabtu (13/2/2021). Kegiatan itu bagian dari pengabdian dosen kepada masyarakat.

Dalam kegiatan itu, mereka menyosialisasi mengenai kehalalan makanan, sanitasi, dan bahaya penggunaan wadah makanan styrofoam.

Adapun dosen yang terlibat, yaitu Asmawati, S. TP, M.Sc; Dr. Ir. Normalina Arpi, M.Sc; Dr. Santi Noviasari, S.TP, M.Si; Yanti Meldasari, S.TP, MP; Dr. -Ing. Sri Haryani, S. TP, M.Sc; dan Zaidiyah, S.TP, M. Sc. Kegiatan tersebut turut melibatkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik Merdeka-Mengajar (KKNT-MM) Kelompok PA240.

Asmawati menuturkan, kegiatan itu dilakukan sebagai penerapan ilmu pengetahuan teknologi dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat.

“Selain pendidikan dan penelitian, kami juga harus mengabdi kepada masyarakat. Ini sesuai dengan Tridarma Perguruan Tinggi,” ujar Asmawati dalam siaran pers, Sabtu (13/2/2021).

Asmawati menjelaskan, penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan sangat tidak baik bagi kesehatan dan lingkungan.

“Polystyrene di styrofoam merupakan jenis plastik yang dibuat dari monomer styrene melalui proses polimerisasi. Residu monomer styrene dalam makanan sangat berbahaya. Jika residu monomer styrene lebih dari 5.000 mg/l akan berbahaya bagi tubuh,” tuturnya.

Residu itu, katanya, dapat menyebabkan endocrine disrupting chemicals (EDC) atau suatu penyakit akibat gangguan sistem endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan. Meski tidak tampak secara langsung, dampaknya disebut timbul berjangka panjang.

Asmawati menyebut, dampak jangka panjangnya antara lain menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat dengan gejala seperti sakit kepala, letih, depresi, disfungsi sistem saraf pusat, anemia, hilang pendengaran, dan neurofati peripheral. Selain itu juga dapat meningkatnya resiko leukemia dan limfoma.

“Styrene termasuk bahan yang diduga sebagai pemicu timbulnya penyakit kanker pada manusia serta berbagai bahaya lainnya,” katanya.

Tak cuma bagi kesehatan, lanjut Asmawati, penggunaan styrofoam juga berbahaya bagi lingkungan karena lama terurai dan sulit didaur ulang.

“Masyarakat juga diharapkan dapat membiasakan diri membawa wadah dari rumah saat membeli makanan dalam upaya pengurangan penggunaan styrofoam,” sebutnya.

Sementara itu, Yanti Meldasari dan tim menyosialisasikan tentang sanitasi dan penerapannya yang berkonsep halal dan tayib dalam produk makanan. Misalnya, perihal bahaya bahan pengawet bila dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan makanan atau bahaya menggunakan bahan baku tidak halal.

“Selain bahaya, penggunaan bahan baku nonhalal atau melakukan praktik produksi kurang baik itu juga menyalahi aturan agama,” ujar Yanti.

Zaidiyah menambahkan, keamanan pangan halal untuk mendukung  dan menyukseskan program pemerintah khususnya Pemerintah Aceh berbasis syariat Islam dalam menyajikan dan mengonsumsi makanan dengan baik dan halal.

“Sosialisasi ini juga agar masyarakat lebih selektif dalam memilih bahan pangan dan produk yang digunakan halal dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya,” tuturnya.

Ummi Kalsum, Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Desa Lambitra, mengaku bahwa baru kali ini ada sosialisasi perihal keamanan pangan di desanya.

“Kami menyambut baik, kami jadi mengerti bahaya penggunaan styrofoam sebagai wadah dan bahan pengawet dalam makanan,” ujarnya.

Editor: dani

Shares: