FeatureHeadline

Bermodal 200 Ribu Pengusaha Aceh Ini Miliki Aset Miliaran

TUBUH pria itu tidak begitu tinggi. Gaya bicaranya tenang dan teratur. Sesekali intonasi suaranya sedikit meninggi saat berbicara tentang masa depan ekonomi Aceh. “Kita sudah terlalu lama seperti ini, sudah saatnya daerah ini kita bangun bersama,” kata Ismail Rasyid.

Ismail berasal dari salah satu gampong di Matangkuli, Aceh Utara. “Saya ini anak kampung,” kata ayah dari Jibril Gibran dan Syifa Aulia ini.

Ismail Rasyid baru saja meresmikan kantor cabang Trans Continent, Pty Ltd yang ke-16 di Banda Aceh. Usahanya bergerak di sektor logistic, architect for heavy lift and project cargo.

Dia berencana membangun pusat logistik berikat (PLB) di Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong. “Ada niat setelah melanglangbuana ke banyak negara, kembali membangun Aceh,” tuturnya.

Baca: Pelaku IKM Aceh Cek Lokasi di KIA Ladong

Karir Ismail tidak dicapai dengan mudah. Perjalanannya hingga ke luar negeri dimulai setelah tamat dari Fakultas Ekonomi Unsyiah. Suami Erni Molisa ini awalnya berangkat mencari pekerjaan ke kota Batam. Uang yang dimilikinya saat itu hanya Rp200 ribu.

Dia berangkat dari Aceh menggunakan bus dengan tujuan Pekan Baru. Dengan menggunakan kapal kayu, alumni 92 FE Unsyiah tersebut berlayar ke kota Batam. Selama enam bulan, Ismail mengaku kerja serabutan dari satu pabrik ke industri lainnya. Dia bahkan sempat menjadi supir taksi, ngojek, dan menjadi bartender.

“Saat-saat sulit itu saya lakoni untuk bertahan hidup di Batam,” tuturnya.

Ismail juga mengaku pernah menjadi pekerja ilegal di Singapura, Malaysia, dan Thailand. Namun, tantangan hidup yang keras di negeri jiran dengan status tidak jelas membuatnya kembali ke tanah air. Ia baru memulai pekerjaan tetap di sebuah perusahaan, di bidang logistik, sejak 1994.

Kemampuannya memahami bidang itu membuat karir Ismail melejit cepat. Dia bahkan mendapat promosi memegang cabang dari perusahaan yang sama. Namun, Ismail menolak tawaran tersebut dan lebih memilih keluar.

Tahun 1995, Ismail kembali mendapat promosi untuk mengembangkan perusahaan tersebut di Jakarta. Skill yang mumpuni membuatnya kemudian mendapat tawaran dari perusahaan asing bidang logistik, oil dan gas, serta transportasi umum di Indonesia. Ismail diminta untuk membangun sekaligus menjalankan operasional perusahaan.

Di tangan Ismail, perusahaan asing ini ternyata berkembang cepat. Dari semula hanya beraset kecil, perusahaan tersebut tumbuh dengan jumlah karyawan yang terus meningkat hingga 350 orang. Perusahaan ini kemudian memiliki 8 kantor cabang di Indonesia, dan 2 kantor cabang di luar negeri.

“Posisi saya terakhir sebagai Managing Director di perusahan itu, dan kemudian saya mengajukan pengunduran diri,” terangnya.

Keluar dari perusahaan itu, Ismail Rasyid selanjutnya membangun usaha sendiri. Pada tahun 2003, Ia mendirikan Trans Continent. Setahun berjalan meski dengan tiga karyawan usaha bisnis di bidang logistik dan pengangkutan berlangsung sukses.

“Usaha ini saya dirikan berdasarkan pengalaman yang sudah saya miliki bertahun-tahun bekerja dengan orang,” katanya.

Setahun sejak mendirikan Trans Continent, perusahaannya bahkan dipercayakan mendapatkan kontrak senilai Rp12 miliar dari perusahaan Australia.

Bisnis Ismail di Trans Continent kini berkembang pesat berkat pengalaman serta jejaring yang luas. Saat ini, Trans Continent telah memiliki 16 kantor cabang di Indonesia, yakni di Sibolga, Kalimatan Selatan, Kalimatan Timur, Ternate, Manado, Surabaya, Jakarta, Tangerang, Palembang, Medan, Gresik, Banyuwangi, Lhokseumawe, dan Banda Aceh.

“Kantor cabang di Banda Aceh baru beberapa hari lalu kita resmikan,” ujarnya.

Baca: Komit Buka Usaha di KIA Ladong, PT PEMA Gelar Pertemuan dengan 14 IKM

Selain kantor cabang di Indonesia, Trans Continent juga memiliki dua kantor di luar negeri, yakni di Australia dan Philipina. Perusahaan yang dirintis Ismail ini juga memiliki agen pemasaran di 96 negara.

Dengan tagline, smart, focused and commited, Trans Continent terus ingin membangun perusahaannya menjadi perusahaan kelas dunia. Kini Trans Continent telah memiliki 278 karyawan dengan 100 unit armada, yang terdiri dari alat berat, kapal angkut, dan berbagai jenis sarana angkutan logistik.

Aset perusahaannya juga terus berkembang, dan telah mencapai angka Rp250 miliar.

Kesuksesan Ismail Rasyid di luar tidak membuatnya puas. Sebagai putra daerah, Ismail ingin mengembangkan perekonomian Aceh. “Saya ini orang Aceh, dan sangat ingin daerah saya bisa maju seperti di tempat lain,” tuturnya. “Kembali ke Aceh, adalah bentuk kecintaan saya pada negeri ini,” katanya mengakhiri diskusi.* (SKY)

Shares: