EditorialHeadline

Berkah petani sawit di Aceh kala harga melangit

Betapa tidak, harga sawit yang sempat dibawah Rp1.000 beberapa tahun terakhir, kini melambung menjadi Rp3.000 untuk tiap kilogramnya. Kenaikan fantastis TBS, petani pun tersenyum lebar menghitung rupiah dari kebun yang mereka panen.
Sempat Rp3.500, kini harga sawit di Aceh Utara anjlok Rp1.600 perkilogram
Pekerja mengumpulkan kelapa sawit di Desa Mulieng Manyang, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, Aceh, Rabu (3/11/2021). ANTARA FOTO/Rahmad

HARGA TBS sawit melambung, petani petik untung. Kalimat yang mungkin dapat mewakili perasaan bahagia warga yang memilik kebun Elaeis guineensis Jacq, nama latin Kelapa sawit.

Betapa tidak, harga sawit yang sempat dibawah Rp1.000 beberapa tahun terakhir, kini melambung menjadi Rp3.000 untuk tiap kilogramnya. Kenaikan fantastis TBS, petani pun tersenyum lebar menghitung rupiah dari kebun yang mereka panen.

Fadhli Ali, Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh, menyebutkan, saat ini harga rata-rata TBS di seluruh provinsi ini, pada rentang Rp2.850 – Rp3.000.

“Bahkan sebelumnya sempat menembuas angka Rp3.100,” katanya.

Dia menjelaskan, banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan harga tandan buah kelapa sawit, diantaranya tingginya permintaa crude palm oil (CPO) luar negeri, serta meningkatnya kebutuhan dalam negeri.

“Tender CPO KPBN tanggal 3 November 2021 Excld PPN Franco Belawan dan Dumai Rp14.893 per kilogram,” kata Fadhli.

Naiknya permintaan pasar luar negeri, dipengaruhi sikap melunak Uni Eropa yang sudah kembali membeli CPO. “Dulu Eropa tolak CPO Indonesia dengan alasan lingkungan,” sebutnya.

Sebab lainnya, keberhasilan pemerintah saat ini mengkonversi CPO menjadi BBM, turut memicu kenaikan harga.

Dari data Badan Pusat Statistik, tahun 2016 total luas tanam dan produksi kelapa sawit di Aceh adalah 399.618 hektar. Kabupaten Nagan Raya menempat urutan pertama memiliki 108.929 hektar kebun kelapa sawit. Dan urutan Pidie berada urutan buncit yang hanya memiliki kebun kelapa sawit seluas 31 hektar.

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Aceh, Sabri Basyah menyebutkan, dari total kurang dari 400 ribu hektar kebun sawit di Aceh, 51 persen merupakan kebun rakyat, dan dan 49 persen milik 39 perusahaan.

Provinsi Aceh sendiri, memiliki dua pelabuhan ekspor kelapa sawit, yakni di Krueng Geukeuh, Aceh Utara, dan pelabuhan Calang, di Aceh Jaya.

Total produksi CPO nasional adalah 39 juta ton, dan Aceh berkontribusi hanya 800 ribu ton.

Kenaikan harga TBS sawit saat ini, tentu memberikan dampak positif terhadap pendapatan masyarakat. Sebab kita ketahui, 51 persen luas tanam kelapa sawit di provinsi ini merupakan kebun rakyat yang dikelola oleh individu-individu.

Tingginya harga TBS kelapa sawit, memberikan berkah dan keuntungan masyarakat yang selama ini menggantungkan ekonomi dari sektor perkebunan kelapa sawit. Semoga kenaikan harga TBS kelapa sawit terus bertahan, dan mendorong kebijakan dari pemerintah untuk memacu pembukaan lahan baru, agar perekonomian dan kemiskinan di provinsi berjuluk serambi mekkah ini dapat diatasi. (***EDITORIAL)

Shares: