Dinas Kebudayaan dan Pariwisata AcehFeature

Berkah pembuat Lemang di bulan ramadhan

LEMANG merupakan salah satu jajanan favorit yang diburu warga saat ramadhan. Sebab itu, panganan itu laris manis dibeli masyarakat untuk santapan berbuka.
Berkah pembuat Lemang dibulan ramadhan
Proses pembuatan lemang di kediaman Marzuki di Kota Lhokseumawe, pada Selasa (12/4/2022). FOTO : Popularitas.com/Rizkita 

POPULARITAS.COM – LEMANG merupakan salah satu jajanan favorit yang diburu warga saat ramadhan. Sebab itu, panganan itu laris manis dibeli masyarakat untuk santapan berbuka.

Tingginya permintaan Lemang, membawa berkah tersendiri bagi para pembuat jajanan itu, tak terkecuali yang dirasakan oleh Marzuki, warga Lhokseumawe yang berprofesi sebagai pembuat Lemang.

Menjalani profesi pembuat Lemang sejak 1968, Marzuki yang merupakan warga Tumpok Teungoh, Banda Sakti, Kota Lhokseumawe itu, menceritakan bahwa, usaha yang Ia lakoni itu merupakan warisan dari orang Tuanya. “Resep Lemang gurih dan enak itu, dari orangtua,” katanya kepada popularitas.com, Selasa, 12 April 2022.

Dibandingan dengan hari biasa, saat ramadhan, permintaan Lemang sangat tinggi, dan kadang Ia kewalahan besarnya permintaan para pedagang. “Konsumen saya itu umumnya pedagang, yang menjual kembali Lemang secara eceran,” ujarnya.

Untuk membuat Lemang yang enak, dibutuhkan waktu dua jam untuk memasaknya dengan cara dibakar pakai bara api. Bahan utamanya, beras ketan, santan, dan beberapa bahan lainnya.

Campuran ketan, santan, dan bahan lainnya itu, selanjutnya di cuci menggunakan air, di rendam beberapa waktu, dan setelah itu dimasukkan kedalam potongan bambu yang didalamnya telah dilapis dengan daun pisang.

Warga membeli leumang di kawasan Jalan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Aceh, Rabu (6/5/2022). FOTO: Dok. Muhammad Fadhil

Ukuran panjang bambu rata-rata 60 cm hingga 80 cm, dan pada saat proses pembakaran, tidak boleh ditinggal, agar proses matangnya sempurnah. “Harus rajin menjaga bara, dan membolak balik bambu agar tidak gosong,” imbuhnya.

Marzuki mengaku,  Ia berhasil menjual Lemang sebanyak 100 bambu perhari, dengan harga jual antara RP50 ribu hingga Rp70 ribu perbambu.

“Kalau ramadhan, omsetnya meningkat dua kali lipat,” sebutnya.

Dan bahkan jika memasuki lebaran, permintaan Lemang semakin tinggi, hal itu dikarenakan masyarakat ingin menyajikan Lemang sebagai santapan untuk hari raya. “Wah kalau lebaran, order banjir,” tukasnya.

Diakhir pembicaraan dengan popularitas.com, Marzuki mengaku bahwa, dirinya tengah mempersiapkan anaknya untuk meneruskan usaha pembuatan Lemang, sebab hal itu sudah menjadi tradisi dan warisan turun temurun keluarganya.

 

Editor : Hendro Saky

Shares: