News

Berdayakan Pekerja Lokal, Limbah Scrap eks PT AAF Mulai Dibongkar

Pekereja PT Dian Pratama Dewantara sedang melakukan pembongkaran limbah besi scrap atau besi tua eks PT Asean Aceh Fertilizer (AAF) yang sebelumnya di bawah pengelolaan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) dan kini dimenangkan oleh PT Kirana Saiyo Perkasa. (Rizkita/Popularitas.com).

POPULARITAS.COM – PT Kirana Saiyo Perkasa selaku pemenang tender mulai melakukan pembongkaran limbah besi scrap atau besi tua eks PT Asean Aceh Fertilizer (AAF), yang sebelumnya dibawah pengelolaan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM).

Humas PT PIM, Nasrul membenarkan bahwa PT Kirana mulai melakukan pembongkaran limbah besi tua tersebut. Sementara, untuk tenaga kerja yang digunakan yaitu pekerja lokal.

“Ya, sudah mulai dikerjakan sejak dua pekan terakhir ini, untuk tenaga kerja masih dipekerjakan oleh pekerja lokal, sesuai perjanjian bahwa tenaga kerja 70 persen pekerja dari warga lingkungan dan 30 persen tenaga ahli,” ujar Nasrul kepada Popularitas.com Rabu (26/8/2020).

Sesuai kontrak kata Nasrul, pekerjaan tersebut akan diselesaikan enam sampai sembilan bulan kedepan, sejauh ini jenis limbah besi yang sudah dibongkar seperti tempat pupuk yang diangkut dari gudang ke kapal, dan target yang akan dibongkar nantinya yaitu area amoniak serta pabrik urea juliti.

“Untuk rincian nama-nama besinya tidak dapat disebutkan satu persatu, karena tak menjadi suatu keharusan, tetapi baik itu di area luar atau gudang sudah termasuk jenis besi galvanis, stenlis, palp dan sebagainya, jenis itu sudah include ke dalam pemenang, namun ada beberapa eks include yang tidak akan dibongkar,” sebut Nasrul.

Ia juga menyebutkan, untuk harga yang telah ditetapkan pada kontrak oleh PT Kirana, bahwa besi tersebut perkilonya Rp 2.800, namun hingga saat ini pihaknya mengatakan belum bisa menyebutkan berapa jumlah berat keseluruhan yang akan dibongkar dengan alasan masih dalam proses pekerjaan.

“Sampai sekarang kita belum bisa mengestimasi berapa jumlahnya, karena sampai saat ini belum ada yang bisa mengutarakan berapa jumlah ton, setelah besi itu dibongkar, berapapun jumlahnya, besinya tetap dihitung dengan harga Rp 2.800 perkilogram, kita saling menguntunglah, PT Kirana tak dirugi dan PT PIM juga tak merasa dirugi,” tuturnya.

Selain itu pihaknya juga mengatakan bahwa, area eks PT AAF tersebut telah resmi diubah nama menjadi Iskandar Muda Industrial Area. Setelah pembongkaran selesai, pihaknya telah membuat planning atau program jangka panjang untuk area yang sudah disewakan seluas 100 hektare, kepada perusahaan yang akan menginvestasi dan bekerjasama dengan PT PIM.

“Jadi lahan seluas 100 hektare itu sudah disewakan ke PT Korina Refenery Aceh (Pengolahan Minyak) planning lainnya akan menghidupkan kembali lahan Hidrogen Peroksida (H2O2),”

“Namun hingga saat ini belum dapat disebutkan dimenangkan ke prusahaan yang mana, tetapi komitmen mereka kedepannya dengan adanya kerjasama bersama PT PIM bersama-sama akan mengembalikan perekonomian area Dewantara seperti masa-masa berdirinya AAF dan PT KKA,” pungkasnya.

Editor: dani
Reporter : Rizkita

Shares: