EditorialHeadline

Benarkah Lia Bunuh Diri?

LIA YULRIFA, perempuan asal Nagan Raya ditemukan meninggal secara mengenaskan di rumah kontrakan miliknya, di Meunasah Papeun, Krueng Barona Jaya. Jasadnya pertama kali didapati saudara sepupu almarhumah, Putri Eliza, tergantung di kosen pintu kamar.

Sontak, peristiwa kematian Lia yang tragis tersebut mengundang perhatian warga. Warga bahkan berduyun untuk melihat proses olah TKP yang dilakukan kepolisian atas kematiannya.

Rekaman gambar proses olah TKP yang dilakukan kepolisian sempat beredar luas melalui aplikasi WhatsApp, dan dari sejumlah foto yang ada, banyak yang meragukan bahwa Lia bunuh diri.

Keterangan Polsek setempat, dari pemeriksaan awal, tidak didapati tanda-tanda kekerasan pada jasad Lia. Namun, kepolisian juga belum dapat memastikan bahwa perempuan kelahiran Oktober 1993 ini bunuh diri. Butuh waktu satu minggu untuk mendapatkan hasil forensik untuk mendapatkan bukti medis perihal kematian mahasiswi tersebut, kata pihak kepolisian.

Media ini yang juga mendapatkan rekaman proses olah TKP, serta foto sejumlah barang bukti lainnya, menduga masih ada misteri dibalik kematian Lia.

Beberapa kejanggalan yang coba dianalisa, diantaranya tentang tulisan wasiat Lia, yang terdapat pada lantai kamarnya. Jika merujuk pada ilmu grafologi, catatan yang ditulis Lia pada kertas tersebut diduga bukan ditulis almarhumah.

Perihal bantahan surat tersebut bukan tulisan Lia juga disampaikan oleh saksi, Putri Eliza, yang juga sepupu korban.

Informasi lain soal kemungkinan surat tersebut bukan tulisan Lia, didapatkan media ini dari salah satu kerabat korban, yang mengatakan Lia tidak memanggil Mama kepada ibu kandungnya.

Kejanggalan lainnya, posisi kedua kaki Lia juga terlihat menyentuh lantai saat jasad ditemukan. Ikatan selendang pada leher korban juga terkesan rapi jika hal tersebut dilakukan untuk tujuan bunuh diri.

Selain itu, posisi kursi yang diduga sebagai alat bantu awal saat korban mengikat tali dari leher ke tiang atas kosen, terlihat tegak. Jarak kursi dengan jasad juga agak jauh.

Korban dikenal akrab dengan anak-anak tetangga tempatnya tinggal sebelum ditemukan meninggal. Setidaknya demikian pengakuan warga yang mengenali korban.

Namun begitu, dugaan dan tafsir dapat bermunculan, kecurigaan dapat lahir, tetap saja kita harus sabar menunggu hasil visum dari pihak kepolisian.

Kita juga percaya, dengan kemampuan dan profesionalisme polisi, kasus ini dapat diungkap dan dijelaskan duduk perkaranya, apakah ini murni aksi bunuh diri, atau adanya motif pembunuhan. Mari kita percayakan semua proses ini kepada pihak kepolisian. (RED)

Shares: