EkonomiHeadline

Belajar dari Jakarta Cegah Covid-19 di Pasar

Belajar dari Jakarta Cegah Covid-19 di Pasar
Suasana pedagang di Pasar Aceh, Sabtu malam, 16 Mei 2020. (popularitas/Fadhil)

BANDA ACEH (popularitas.com) – Kasus positif infeksi virus corona di Aceh terus bertambah. Secara akumulasi, data Rabu (1/7/2020) pukul 21.00 WIB berjumlah 86 orang, setelah ada penambahan 6 orang dinyatakan positif virus asal Wuhan, China tersebut.

Secara statistik, kurva kasus positif di Serambi Makah belum menunjukkan melandai, tetapi terus mengalami peningkatan selama Juni 2020. Kondisi ini tentu harus diwaspadai, mengingat ruang publik sekarang sudah mulai dipadati kembali.

Warga mulai beraktivitas kembali. Objek wisata di Banda Aceh kembali dibuka, pusat perbelanjaan juga mulai dipadati pengunjung. Begitu juga ada informasi aktivitas belajar-mengajar juga akan dilaksanakan pada Juli ini.

“Kita mesti lebih awas lagi menjaga diri, menjaga keluarga, dan menjaga tetangga kita. Sebaiknya kita saling bersilaturahmi dengan alat komunikasi untuk sementara ini,” pinta Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani.

Selama pandemi tak dipungkiri segala aktivitas terhenti. Tak terkecuali aktivitas perekonomian di pasar, baik tradisonal maupun modern. Hampir di berbagai daerah yang terdampak virus corona ditutup, tetapi sekarang memasuki new normal pasar diperkenankan buka kembali.

Dengan dibukanya kembali pasar-pasar diharapkan perekonomian daerah kembali meningkat. Namun tentunya tidak boleh abai, karena virus corona masih mengintai nusantara ini.

Bangsa Indonesia, khususnya Aceh belum terbebas dari virus tersebut, selama vaksin belum ditemukan, virus corona masih berpotensi terus terjangkit di seluruh wilayah Indonesia. Tentunya di era new normal pembukaan pasar harus dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, agar jumlah kasus positif dapat ditekan.

Mengingat pemerintah Aceh, khususnya Kota Banda Aceh pusat ibu kota provinsi Aceh telah sedikit melonggarkan aktivitas warga. Ini ditandainya objek wisata, pusat perbelanjaan, pasar tradisional mulai dipadati warga. Tentunya harus belajar dari Jakarta dalam menerapkan protokol kesehatan cegah Covid-19.

Direktur Keuangan dan Administrasi Perusahaan Daerah Pasar Jaya Ratih Mayasari menjelaskan, pasar di Jakarta dibuka sejak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi dimulai, PD Pasar Jaya selaku pengelola telah bergerak cepat untuk menerapkan protokol kesehatan.

“Pasar dibuka sejak PSBB transisi dimulai yaitu lima Juni, yang dilakukan PD Pasar Jaya langsung kerja sama dengan Dinas Kesehatan Pemprov DKI melakukan swab test kepada 7.022 pedagang dan petugas parkir di pasar dan hasilnya satu-dua persen yang positif COVID-19,” jelas Ratih di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Kamis (2/7/2020) dikutip dari covid19.go.id.

Kemudian setelah swab test protokol kesehatan lainnya juga diterapkan untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Protokol kesehatan juga dilakukan, pertama pedagang dan pembeli wajib menggunakan masker, membagikan face shield gratis ke pedagang, menghimbau pembeli yang usianya sudah lanjut untuk tidak mendatangi pasar, pengecekan suhu tubuh dan tempat cuci tangan di pintu masuk dan menerapkan alur keluar masuk bagi pembeli, serta sosialisasi menggunakan papan-papan pengumuman.

Lebih lanjut Ratih mengungkapkan Gubernur DKI Jakarta telah mengerahkan petugas untuk disebar ke seluruh pasar,

“Gubernur mengerahkan 5.500 personil untuk disebar ke 148 pasar (di jakarta) untuk mengawasi penerapan protokol kesehatan dengan sistem dua shift,” ungkapnya.

Selain itu upaya lain untuk mencegah penularan COVID-19 dilakukan dengan penyemprotan disinfektan secara rutin di setiap pasar.

“PD Pasar Jaya telah melakukan penyemprotan pasar secara rutin, dan jika ada yang terindikasi positif akan ada penutupan sementara untuk dilakukan pembersihan (penyemprotan disinfektan) selama tiga hari,” pungkasnya.

Ratih tak lupa berpesan agar kolaborasi antar pihak perlu dilakukan dan mentaati protokol kesehatan agar ke depannya menjadi lebih baik.

“Kolaborasi yang erat di pasar dengan seluruh dinas DKI, TNI / Polri dan masyarakat tetap dijalankan, kita harus tertib dan taat prosedur di pasar dan tidak ada lagi pelanggaran agar kedepannya menjadi lebih baik,” jelas Ratih.

Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Perdagangan Kota Salatiga Kusumo Aji, menyatakan pasar di Salatiga juga melakukan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat dan tegas dengan melarang pengunjung yang tidak menggunakan masker untuk masuk ke pasar.

“Protokol kesehatan sangat ketat, setiap orang wajib menggunakan masker dan cuci tangan, serta mengecek suhu dengan thermo gun, selain itu juga diberlakukan penjarakan antar pedagang sekitar satu setengah meter dan telah melakukan rapid test bagi pedagang dan satupun tidak ada yang positif,” ujar Kusomo.

Upaya lain juga dilakukan dengan menggandeng paguyuban pedagang pasar untuk mensosialisasikan dengan pengeras suara tentang penerapan protokol kesehatan secara rutin di pasar.

“Kami kerja sama dengan paguyuban pasar dan setiap pagi memberikan imbauan keliling pasar, untuk pembeli yang tidak menggunakan masker tidak akan dilayani oleh para pedagang, sedangkan bagi pedagang tidak boleh berjualan jika tidak menggunakan masker,” jelasnya.

Tak lupa Kusumo mengajak masyarakat untuk berbelanja di pasar karena protokol kesehatan sudah dilaksanakan selain itu agar perekonomian kembali pulih.

“Kami berharap masyarakat untuk tidak takut lagi berbelanja ke pasar mengingat pasar-pasar kita telah dilakukan tes dan agar perekonomian tetap berjalan, pedagang pun merasa nyaman dan aman dari COVID-19,” ungkap Kusumo.

Lalu bagaimana dengan Aceh, khususnya Kota Banda Aceh yang menjadi pusat kunjungan dan mobilitas warga. Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman terus mengajak masyarakat kota untuk mematuhi protokol kesehatan Covid-19 yang telah ditetapkan pemerintah.

“Tetap ikuti protokol kesehatan yang berlaku, insyaallah semua akan membaik,” kata Aminullah pada Rabu, 1 Juli 2020 di Balai Kota.

Aminullah menilai, fenomena meningkatnya kasus positif ini merupakan efek dari berlakunya normal baru, “Dari ini kita belajar agar lebih meningkatkan lagi pengawasan di jalur keluar-masuk daerah, dan lebih waspada lagi,” tukasnya.

Menuju normal baru, ungkapnya, bukanlah satu hal yang mudah. Pasalnya, berbagai kebiasaan harus terus dikaitkan dengan protokol kesehatan.

Untuk itu, wali kota pun tak henti mengajak seluruh masyarakat kota untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. “Badai pasti berlalu, begitu juga halnya dengan corona ini. Walaupun tidak tahu kapan, namun kita harus terus berusaha dan terus berdoa agar selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa,” pintanya.

Menurut Aminullah, peran serta masyarakat sangat menentukan dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tak ada jalan lain untuk membendung Covid-19 selain kepatuhan terhadap semua protokol kesehatan yang telah ditetapkan,

“Seperti disiplin memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, di rumah saja, belanja secara take away belanja, dan hindari kerumunan,” tegasnya.

Katanya, masyarakat yang berada di garda terdepan berperan sangat besar dalam mencegah penularan corona. Jika semuanya telah menerapkan protokol kesehatan, virus ini tidak akan meluas.

Salah satu upaya pencegahan yang dilakukan Aminullah Usman. Pada Minggu (28/6/2020) lalu memimpin langsung melakukan razia masker di pantai Ulee Lheue. Setiap warga yang melintas diminta menggunakan masker.

“Hanya sebagian kecil saja yang belum patuh. Ingat, masker harus selalu dipakai saat beraktivitas di luar rumah untuk memperkecil risiko penularan Corona,” ujarnya

Sementara itu, Pemko Banda Aceh terus melakukan berbagai upaya penanganan Covid-19. “Selain sosialisasi dan edukasi protokol kesehatan, kita juga tengah melaksanakan uji swab kepada 1.300 warga kota atau 0,5 persen dari total penduduk. Penyemprotan disinfektan di tempat publik seperti terminal juga rutin kita lakukan,” tutupnya.[acl]

Shares: