News

Batu Nisan Masa Kerajaan Aceh Ditemukan di Gampong Guci

Pidie (popularitas.com) – Sejumlah batu nisan berukiran kalimat Tauhid di atas makam masa Kerajaan Aceh, ditemukan di Gampong Guci Rumpong, Kecamatan Pekan Baro, Kabupaten Pidie.

Benda bersejarah abad 16 masehi itu, ditemukan warga Gampong Guci Rumpong, saat membersihkan lahan kosong yang di dalamnya dipenuhi pohon bamboo, serta tumbuhan lainnya, yang selama ini menutupi keberadaan batu nisan penuh ukiran kalimat tauhid.

Pembersihan lahan kosong atau yang sering disebut masyarakat sebagai “Lampoh Perana” dengan luas sekitar setengah hektare itu, dilakukan sekira satu bulan lalu menggunakan alat berat.

“Awalnya dilakukan pembersihan dengan mencabut semua rumpun bambu di Lampoh Perana, karena di situ hendak dibuat kandang ternak,” kata Abdurrahman (59), warga Gampong Guci Rumpong saat diwawancarai popularitas.com di halaman Masjid Guci Rumpong, Tgk Chik di Pasie, Minggu 3 November 2019.

Dalam proses pembersihan itu, operator eksavator menemukan kuburan yang berisikan kerangka manusia serta beberapa batu nisan yang penuh dengan ukiran kaligrafi.

“Di lampoh Perana, masyarakat dasarnya memang mengetahui ada kuburan, tapi tidak ada yang mengetahui secara pasti itu kuburan siapa, masa apa. Yang masyarakat tau, kuburan koromah. Itupun letak kuburan yang diketahui masyarakatat berada sisi utara lampoh perana,” kata Abdurrahman.

Selama ini masyarakat setempat saban tahun kala musim tanam tiba selalu mengadakan khanduri di lokasi tersebut. Sedangkan yang kembali ditemukan saat dibersihkan, dasarnya masyarakat tidak mengetahui ada kuburan dengan nisan masa kerajaan Aceh di sana. Pasalnya selama ini keberadaan batu nisan tersebut tertutupi pohon bamboo dan tumbuh-tumbuhan lainnya.

“Kalau yang sebelah utara yang memang  diketahui ada kuburan jaman dulu memang sama sekali tidak dilakukan pembersihan. Tapi yang sebelah selatan lampoh perana baru diketahui ada makam, saat dilakukan pembersihan menggunakan bedco, sehingga terlihat ada gundukan tanah yang ada batu nisannya,” jelasnya.

Bahkan menurut informasi yang dia dengar, saat proses permbersihan “lampoh perana” itu sendiri, para operator diketahui juga sempat menemukan beberapa kerangka manusia dalam satu liang.

“Kalau kuburan itu milik siapa kayaknya tidak ada yang mengetahuinya,” jelasnya.

Pantauan popularitas.com di lampoh perana, terlihat beberapa gundukan tanah yang ada batu nisan penuh pahatan kalimat tauhid.

Gundukan sebelah selatan atau dekat dengan jalan, terlihat beberapa batu nisan ukuran sedang, dengan penuh pahatan kalimat Tauhid, serta beberapa nisan ukuran kecil, yang rata-rata batu nisan tersebut tampak sudah patah.

Tidak jauh dari gundukan tersebut, sekira empat meter ke timur juga terlihat satu batu nisan masih tertanam dengan ukiran kalimat yang sama. Hanya saja batu nisan ini terlihat hanya satu yang bagian atasnya juga telihat sudah patah.

Sedangkan makam sebelah selatan lampoh tersebut, beberapa batu nisan dengan ukuran lebih besar dari dua lokasi tersebut.

Untuk saat ini, belum mengetahui penyebab batu nisan sejarah masa kerajaan Aceh itu patah, apakah akibat dilakukan pembersihan menggunakan alat berat.

Sementara itu, peneliti barang peninggalan sejarah Aceh (Manuskrip) Masykur saat dimintai keterangan popularitas.com via Whatspap ikhwal benda bersejarah itu menjelaskan, batu nisan itu diukir sekitar abad ke 15 atau  abad ke 16.

“Itu nisan dari periode 16 Masehi, atau sekitar tahun 1500. Dalam Nisan itu tidak mencantumkan nama, hanya yang terlihat pahatan kalimat tauhid,” jelas Masykur.

Masykur mengakui, keberadaan batu nisan di atas gundukan tanah tersebut, merupakan makam masa kerajaan Aceh abad 16-17 masehi. Bahkan, sekira tahun 2014-2015 dia juga sempat melakulan servei Gampong Masjid Guci Rumpong tersebut.

“Iya, itu masa kerajaan Aceh. Di sekitaran itu banyak (batu nisan masa kerajaan Aceh),” ungkapnya. (C-005)

Shares: