Headline

Bank Indonesia Proyeksi Ekonomi Aceh 2020 lebih baik

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Aceh, Zainal Arifin Lubis, mengatakan, pihaknya memproyeksi ekonomi provinsi ujung pulau sumatera ini, akan lebih baik pada 2020 mendatang. Hal ini ditandai dengan perhitungan pihaknya, pertumbuhan ekonomi didaerah ini akan tumbuh pada kisaran 4,85-5,23 persen.
Potensi Ekspor Nilam Aceh Capai 150 juta US Dollar
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, dan Kepala Bank Indonesia perwakilan Aceh, Zainial Arifin Lubis.

BANDA ACEH (popularitas.com) : Kepala Bank Indonesia Perwakilan Aceh, Zainal Arifin Lubis, mengatakan, pihaknya memproyeksi ekonomi provinsi ujung pulau sumatera ini, akan lebih baik pada 2020 mendatang. Hal ini ditandai dengan perhitungan pihaknya, pertumbuhan ekonomi didaerah ini akan tumbuh pada kisaran 4,85-5,23 persen.

Menurutnya, proyeksi itu, didasarkan pada beberapa indikator makro, diantaranya, pengesahan APBA 2020 yang lebih cepat dari tahun sebelumnya. Dan tentu saja, sambungnya, percepatan pengesahan anggaran itu, menjadi stimulus penting, mengingat perekonomian Aceh, sebagai besar masih ditopang oleh belanja pemerintah, atau goverment expenditure.

Faktor lain, yang menjadi dasar pihaknya meramalkan perekonomian Aceh lebih baik tahun depan, diantaranya adalah iklim di provinsi ini relatif stabil, tidak ada kemarau panjang, dan hal ini pastinya meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan perkebunan.

Dari sisi lainnya, sambungnya, provinsi Aceh merupakan daerah yang berkategori mampu mengendalikan laju inflasi, dan bahkan, daerah ini inflasi paling kecil di Sumatera, dan juga secara nasional.

Zainal berharap pemangku kepentingan di Aceh menjaga pertumbuhan ekonomi dan inflasi tetap rendah. Selama ini inflasi di Aceh justru terjadi dari komuditi yang banyak terdapat di Aceh, yaitu beras. Hal itu dikarenakan tata niaga tidak terjadi di Aceh. Ia memaparkan 90 persen padi yang keluar dari Aceh masih berupa gabah. Ia berharap ada upaya bersama sehingga nantinya yang dibawa keluar dari Aceh adalah beras sebagai produk turunan dari padi.

“Kita berharap ada manufaktur yang mengolah sumber daya alam Aceh,” kata dia. Dengan itu, pertumbuhan ekonomi Aceh tidak lagi bergantung pada APBA semata.

Selain pertanian, Zainal memaparkan bahwa distribusi perekonomian Aceh juga ditopang oleh sektor perdagangan, jasa kontruksi, pemerintahan, transportasi pertambangan, dan industri pengolahan. (*RED)

Shares: