News

Bangladesh Cabut Kebijakan Lockdown Demi Rayakan Idul Adha

Puluhan ribu warga berbondong-bondong keluar dari Dhaka sebelum pemerintah Bangladesh menerapkan aturan lockdown nasional pada pekan ini. (Foto: CNN/AFP)

POPULARITAS.COM – Bangladesh bakal mencabut lockdown nasional demi dapat merayakan rangkaian acara Iduladha 2021 meski di tengah lonjakan Covid-19.

Melalui pernyataan pada Selasa (13/7/2021), kabinet pemerintahan Bangladesh mengumumkan bahwa mereka bakal mencabut lockdown itu mulai Kamis (15/7), beberapa hari menjelang rangkaian Iduladha pada 20-22 Juli mendatang.

Sebagaimana dilansir AFP, pemerintah Bangladesh menyatakan bahwa pencabutan lockdown itu akan “menormalisasi aktivitas ekonomi” menjelang perayaan Iduladha. Sebagian warga menyambut baik keputusan pemerintah ini karena mereka dapat berkumpul dengan sanak saudara.

Sebagian warga menyambut baik keputusan pemerintah ini karena mereka dapat berkumpul dengan sanak saudara.

Saat aturan lockdown berlaku, para warga memang dilarang keluar rumah kecuali untuk keperluan darurat dan membeli keperluan sehari-hari. Transportasi publik, toko, dan kantor-kantor pun tutup.

Namun, sejumlah warga lain dan para pakar menentang keputusan pemerintah ini karena Bangladesh sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa waktu belakangan.

Pada Senin (12/7) saja, Bangladesh menembus rekor kasus Covid-19 harian dengan 14 ribu infeksi virus corona dalam waktu 24 jam. Para pakar bahkan memperkirakan angka tersebut sebenarnya jauh lebih tinggi.

Kepala komite kesehatan yang bertugas memberikan masukan kepada pemerintah, Mohammad Shahidullah, mengatakan bahwa timnya juga tak sepakat dengan keputusan ini.

“Pendapat komite adalah lockdown ketat ini harus dilanjutkan hingga ada tren penurunan infeksi. Selama lockdown, justru masih ada tren peningkatan infeksi dan kematian. Tingkat penularan masih sangat tinggi,” ujar Shahidullah.

Sejumlah pihak lain juga mengkhawatirkan keramaian di pasar ketika warga membeli hewan kurban juga dapat berpotensi menjadi sumber penularan Covid-19.

“Ini bisa menjadi bencana. Situasi corona sudah sangat mengkhawatirkan,” ujar mantan penasihat kawasan Asia Tenggara untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Muzaherul Huq.

Sumber: CNN

Shares: