News

Balada pencari rupiah di kota pelajar mahasiswa

Perubahan sistem belajar mengajar bukan hanya berpengaruh terhadap mahasiswa saja, akan tetapi juga terhadap pedagang kecil di sekitar kampus yang berada di Kota Pelajar Mahasiswa (Kopelma) Darussalam, Banda Aceh.
Salah satu usaha fotocopy di sekitar kampus USK Banda Aceh. (Ist)

POPULARITAS.COM – Setelah kurang lebih dua bulan menerapkan perkuliahan secara tatap muka, proses belajar mengajar di Universitas Syiah Kuala (USK) kini kembali ke daring.

Keputusan itu merupakan respon USK terkait meningkatknya kasus Covid-19 di kampus ‘Jantong Hate Rakyat Aceh’ tersebut.

Perubahan sistem belajar mengajar bukan hanya berpengaruh terhadap mahasiswa saja, tetapi juga terhadap pedagang kecil di sekitar kampus yang berada di Kota Pelajar Mahasiswa (Kopelma) Darussalam, Banda Aceh.

Seperti yang dialami Nidar Al-Ghifary, salah satu karyawan fotocopy kawasan kampus USK. Setelah diberlakukannya kuliah secara daring, Nidar mengakui bahwa pendapatan toko fotocopy tempat ia bekerja mengalami penurunan sangat signifikan.

“Sangat berdampak negatif tentunya, karena berkurangnya mahasiswa yang nge-print dan foto copy bahan kuliah saat ini,” katanya, Minggu (13/2/2022).

Fotocopy merupakan salah satu usaha yang sangat dibutuhkan mahasiswa. Bahkan tidak heran jika karyawan fotocopy sibuk setiap harinya. Tetapi berbeda dengan sekarang, perempuan berusia 26 tahun ini dilema terhadap pekerjaannya yang sepi pelanggan.

Walau keadaan kurang beruntung bagi pengusaha fotocopy tidak membuat Nidar malas-malasan.  Bahkan ia mengaku tetap membuka toko sesuai waktu operasional biasanya.

“Kami tetap buka dari pukul 8 pagi sampai pukul 10 malam, walaupun tidak rame mahasiswa yang menggunakan jasa fotocopy,” pungkasnya.

Nasib serupa juga dialami oleh Nilawati (46), pemilik usaha pedagang lauk murah di Jalan T. Nyak Arief, Syiah Kuala, Darusalam, Banda Aceh. Ia turut merasakan dampak pasca berlakunya kebijakan belajar mengajar secara daring bagi mahasiswa.

Pendapatan yang didapatnya sangat berkurang dibandingkan saat mahasiswa mulai kuliah secara tatap muka bulan lalu.

“Pelanggannya banyak mahasiswa, mereka anak kos jadi pasti beli lauk di sini,  tetapi sekarang sudah berkurang karena kuliah sudah online kembali mereka mungkin juga sudah balik kampung,” katanya.

Dampak dari sistem pembelajaran secara daring bukan hanya dirasakan pedagang kecil saja, namun juga dari para Ojek Online (Ojol).

Pasalnya, karena tidak adanya kegiatan perkuliahan membuat ojek online sepi pelanggan. Seperti yang dirasakan Jufriadi yang sudah bekerja sebagai driver ojek online sejak tahun 2017 dari mitra Gojek.

Penumpang yang sering menggunakan jasa Jufriadi khusus area Banda Aceh dan Aceh Besar banyak dari kalangan mahasiswa. Sejak berlakunya kuliah daring, pendapatannya turun drastis.

“Kalau dulu kami bisa mendapatkan penghasilan Rp200 ribu sampai Rp300 dalam sehari, sekarang Rp100 ribu saja susah,” kata Jufriadi.

Nilawati dan Jufriadi berharap semoga pandemi cepat selesai, dan mahasiswa di tanah rencong dapat kembali kuliah seperti biasanya, sehingga dapat berefek bagi pedagang atau ojek online dalam mencari rezeki secara normal.

Shares: