NewsTeknologi

Apa yang terjadi jika Bumi berhenti berputar atau bergerak berlawanan

Bersamaan dengan adanya aliran angin atmosfer, fenomena ini akan menghasilkan pola iklim hingga membawa curah hujan ke seluruh dunia. Namun apa yang terjadi apabila Bumi berhenti berputar?
Apa yang terjadi jika Bumi berhenti berputar atau bergerak berlawanan
Ilustsrasi bumi. FOTO : SCIENCE PHOTO LIBRARY

POPULARITAS.COM – Selama ini, Bumi terus berputar pada porosnya setiap 23 jam, 56 menit dan 4,09053 detik. Kecepatan putarannya yang diukur pada khatulistiwa adalah sekitar 1.040 mph atau setara dengan 1.670 kilometer per jam. 

Arah rotasi Bumi bisa disebut dengan prograde atau pergerakan dari barat ke timur dan akan terlihat seperti berlawanan dengan arah jarum jam jika dilihat dari atas Kutub Utara. Dorongan dan momentum ketika Bumi berputar akan membentuk arus laut. 

Bersamaan dengan adanya aliran angin atmosfer, fenomena ini akan menghasilkan pola iklim hingga membawa curah hujan ke seluruh dunia. Namun apa yang terjadi apabila Bumi berhenti berputar?

Apa Dampaknya ke Bumi? Dilansir dari Live Science, Minggu (25/7/2021), dampak yang akan terjadi jika Bumi berhenti berputar adalah robeknya permukaan Bumi karena momentum sudut yang terus bergerak. 

Apa itu momentum sudut? Sebelumnya perlu diketahui istilah Momentum linier, yakni hasil dari massa suatu benda dan kecepatannya, termasuk arah dan kecepatan. Contohnya, saat mobil direm mendadak, penumpang akan bergerak maju karena momentum linier. 

Sementera momentum sudut adalah hasil dari gaya rotasi  dengan momentum linier. Ini adalah produk dari momen yang disebut inersia (gaya rotasi yang diperlukan untuk memutar massa) dan kecepatan sudut. Contohnya, seorang pemain sepakbola di posisi quarterback memberikan momentum sudut ke bola saat ia melayang di udara menuju penjaga gawang. 

Ketika Bumi berhenti berputar, momentum sudut pada udara, air, dan bebatuan di khatulistiwa tidak akan ikut berhenti. Mereka akan terus bergerak dengan kecepatan 1.100 mph.

Gerakan tersebut akan merobek permukaan Bumi dan menjadikannya berbentuk pecahan yang melayang ke atmosfer dan luar angkasa. “Begitu sesuatu berputar, Anda harus mengerahkan kekuatan yang sama (ke arah yang berlawanan) untuk menghentikannya berputar.” kata James Zimbelman, Ahli Geologi Senior Emeritus di Smithsonian’s National Air and Space Museum di Washington DC.  

Bumi Berotasi Namun, tidak semua akan hilang apabila Bumi berhenti berputar. Zimbelman mengatakan bahwa potongan yang terlepas dari permukaan akan kembali saat Bumi melanjutkan perjalanannya mengelilingi matahari. 

Seperti meteroit yang melesat melintasi langit, sisa-sisa mereka akan berakhir di ujung atmosfer dan luar angkasa dan akan ditarik ke permukaan oleh gravitasi planet.  Jika Bumi berputar ke arah berlawanan Sementara itu, bagaimana jika Bumi berputar ke arah yang berlawanan? 

Dilansir dari Live Science edisi 25 April 2018, peneliti mengatakan bahwa jika Bumi berputar ke arah berlawanan, gurun akan menutupi Amerika Utara, bukit pasir yang gersang akan menggantikan hamparan hutan hujan Amazon di Amerika Selatan, dan lanskap hijau yang subur akan berkembang dari Afrika tengah hingga Timur Tengah. 

baca juga : Sepanjang 2020 Sebanyak 946 Kali Gempa Bumi terjadi di Aceh

Hal ini berdasar simulasi komputer yang dipresentasikan di European Geosciences Union 2018 di Austria. Dalam simulasi tersebut, tidak hanya gurun menghilang dari beberapa benua dan muncul di benua lain, tetapi musim dingin yang membekukan melanda Eropa barat. 

Kemudian Cyanobacteria, sekelompok bakteri yang menghasilkan oksigen melalui fotosintesis, berkembang biak di tempat yang belum pernah mereka miliki sebelumnya. Dan Atlantik Meridional Overturning Circulation (AMOC), arus laut pengatur iklim penting di Atlantik, memudar dan muncul kembali di Samudra Pasifik utara. 

Perubahan arah rotasi ini juga akan merubah pola angin global. Suhu di subtropis dan garis lintang tengah akan berubah. Baca juga: 2021 Bumi Berputar Lebih Cepat, Apa Dampaknya untuk Manusia? NASA mengatakan, saat Bumi berputar, dorongan dan tarikan momentumnya membentuk arus laut yang bersama dengan aliran angin atmosfer menghasilkan berbagai pola iklim di seluruh dunia. Pola-pola ini membawa curah hujan yang melimpah ke hutan yang lembab atau mengalihkan kelembapan dari tanah tandus yang kering karena hujan. (kompas.com)

Editor : Hendro Saky

Shares: