OlahragaOpini

Anggaran Kontingen Aceh ke PON Papua Harus Rasional

MENINGKATKAN prestasi olahraga suatu program ‘Aceh Teuga’ yang dicanangkan Pemerintah Aceh sepertinya hanya slogan saja.

Pasalnya Kontingen Olahraga Provinsi Aceh dipastikan bakal tidak ikut Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2020 di Papua, karena anggaran yang dialokasikan Pemerintah Aceh dalam APBA 2020 hanya Rp 10 milyar dan dinilai sangat tidak cukup.

Ketua Harian KONI Aceh, Kamaruddin Abubakar yang akrab disapa Aburazak kepada wartawan beberapa waktu lalu menyatakan, Aceh tidak akan ikut PON XX/2020 Papua, karena anggaran yang disediakan hanya Rp 10 milyar.

“Anggaran yang dialokasikan Pemerintah Aceh hanya Rp 10 milyar pada APBA 2020 untuk menghadapi PON sangat tidak cukup”, ujarnya.

Sikap KONI Aceh tersebut sebagai induk cabang olahraga yang memiliki fungsi meningkatkan prestasi sesuatu yang wajar, jika menyiapkan banyak atlet ke PON Papua dengan target bisa masuk 10 besar di ajang multi event olahraga empat tahunan di tanah air ini.

Seperti diketahui KONI Aceh menargetkan 125 atlet lolos PON dengan target meraih medali emas melebihi PON Jawa Barat 2016 dan masuk 10 besar PON Papua.

Jumlah atlet sebanyak itu yang disiapkan selama setahun dan biaya keberangkatan, tidaklah cukup dengan anggaran Rp.10 milyar, apalagi memasang target muluk-muluk.

Jika pemerintah berharap untuk untuk meraih prestasi terbaik, anggaran yang dialokasikan yang sewajarnya.

Anggaran yang dialokasikan harus pula perhitungan yang tepat untuk kebutuhan persiapan pemusatan atlet selama setahun. Biaya kesekretariatan, peralatan, perlengkapan, keberangkatan dan kepulangan kontingen, biaya selama mengikuti PON, termasuk bonus atlet peraih medali.

Kita masih prihatin dengan kondisi ekonomi masyarakat saat ini. Banyak sektor-sektor lain yang tak kalah penting membutuhkan perhatian,sehingga anggaran untuk olahraga justru tidak lebih banyak.

Anggaran dana untuk persiapan dan mengikuti PON harus rasional dan perhitungan yang tepat sesuai kebutuhan.

Begitu juga atlet yang dipersiapkan harus memiliki indikasi target meraih medali yang parameternya meraih medali di Pra PON.

Kontigen Aceh persiapan dan mengikuti PON XIX/2016 di Jawa Barat yang saat itu anggaran disediakan Rp. 32 milyar. “Di PON  Bandung, Jawa Barat, 2016 saja 32 milyar. Sekarang di Papua yang jauh, tiket saja sudah beda mahalnya, anggaran cuma 10 milyar”, ujar Aburazak.

KONI Aceh sudah mengajukan anggaran Rp 55 milyar, anggaran yang wajar untuk persiapan atlet melalui Pelatda selama setahun, try-out (ujicoba atlet), peralatan, perlengkapan, keberangkatan, kepulangan kontingen, selama mengikuti PON.

Sudirman

Anggaran yang wajar tersebut diajukan KONI Aceh mendukung upaya Aceh memperbaiki peringkat di PON Papua, dari PON XIX/2016 di Jawa Barat yang meraih peringkat 17 dengan meraih 8 medali emas, 7 medali perak dan 9 perunggu, terbaik sejak PON pertama di Surakarta 1948.

Meski besar anggaran tidak mungkin disamakan mengikuti PON Jabar dengan PON Papua, akan tetapi, biaya yang alokasikan harus wajar dan tepat penggunaannya.

Untuk itu, perlu upaya merevisi anggaran yang wajar dan tepat bagi persiapan atlet Kontingen Aceh menghadapi PON Papua, semoga.*

*Penulis adalah Sudirman, salah satu wartawan yang fokus pada bidang olahraga dan berdomisili di Banda Aceh

Shares: