KesehatanNews

8 ‘Penyakit Rahasia’ Versi Wartawan

POPULARITAS.COM – Profesi sebagai wartawan ternyata juga bisa menyebabkan serangan berbagai penyakit, dari ringan sampai berat.

Namun dalam beberapa kasus, tak semua wartawan yang sakit langsung menemui dokter dan berobat. Ada beberapa orang yang merasa ‘kuat’ untuk menahan rasa sakit yang dialaminya karena terpaku deadline padat.

Jika dokter ahli olahraga Michael Triangto mengungkapkan bahwa ada beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang wartawan adalah leher kaku, sakit pinggang, dan tennis elbow, maka para wartawan mungkin punya jenis penyakit lain yang ‘disembunyikan.’

Seperti dikutip dari CNNIndonesia.com hasil wawancara dengan sejumlah wartawan, berikut penyakit yang kerap dialami para wartawan.

1. Tifus

Banyak orang bilang belum jadi wartawan kalau belum kena tifus. Tifus disebut juga sebagai demam tifoid yang disebabkan oleh serangan Salmonella typhi.

Penyakit ini biasanya disebarkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Selain itu, terlalu lelah, sanitasi yang tak baik serta akses air bersih yang terbatas juga jadi sumber penyebarannya.

2. Asam lambung, maag

Jadwal liputan padat dan telat makan menjadi salah satu masalah yang dialami wartawan.

Telat makan yang berulang dan terjadi dalam waktu lama pada akhirnya akan menyebabkan masalah asam lambung naik dan berujung pada maag.

3. Uban dini dan kebotakan

Artikel penulisan yang panjang, isu yang rumit, narasumber yang sulit ‘ditembus’ membuat banyak wartawan yang akhirnya mengalami stres. Stres ini akhirnya membuat banyak wartawan akhirnya beruban dini, rambut rontok, sampai kebotakan.

“Deadline yang bikin stres membuat kebotakan makin parah, jadi percuma treatment mahal yang dilakukan tiap hari,” kata Tyo, seorang wartawan hiburan di Jakarta kepada CNNIndonesia.com.

“Botak itu jadi masalah buat saya karena bisa menurunkan kepercayaan diri, apalagi ketika berhadapan dengan narasumber yang cakep.”

4. Pusing

Masalah yang satu ini kerap dialami banyak orang saat banyak liputan di berbagai tempat dalam satu hari.

“Banyak kerjaan di kantor, tugas liputan di banyak tempat dalam satu hari, ditambah cuaca yang tak bersahabat membuat daya tahan tubuh menurun, sakit kepala, migrain, pusing, sampai demam,” ungkap CH salah satu wartawan yang enggan disebut namanya.

5. Kanker – kantong kering

“Kalau saya masalahnya cuma satu, kanker alias kantong kering,” kata RA, seorang wartawan.

Senada dengan RA, Tyo juga mengungkapkan bahwa ini juga jadi masalah besar bagi pewarta.

“Gaji wartawan tidak bisa mencukupi kebutuhan untuk perawatan diri. Gaji kecil tapi tugas numpuk,” kata Tyo.

6. Jomblo menahun

Jadwal liputan para wartawan memang cukup padat dan tak terjadwal. Tak cuma itu, akhir pekan pun terkadang masih punya jadwal piket atau tumpukan artikel yang belum terselesaikan.

Kalau sudah begini, rasanya 24 jam sehari rasanya masih kurang. Kalau sudah begini, para wartawan sulit membagi waktu untuk mencari pasangan. Memang tak semua wartawan jomblo, tapi masalah pembagian waktu untuk pasangan cukup jadi ‘penyakit’ wartawan.

7. Jempol kram

Masalah ini kerap dialami oleh wartawan, khususnya wartawan online. Para wartawan online umumnya harus siaga dengan ponselnya agar tak kebobolan berita.

Tikpet atau ‘ketik cepet’ seringkali diungkapkan demi mendapatkan berita dengan cepat. Oleh karenanya, jari-jari tangan harus selalu siap di ponsel.

Terlalu seringnya jari menggenggam ponsel dan mengetik membuat banyak wartawan yang mengalami masalah kram di ibu jari.

8. Gangguan mata

Lamanya menatap monitor komputer dan juga ponsel membuat wartawan seringkali mengalami gangguan mata, misalnya bertambahnya ukuran minus mata. Selain itu ukuran silinder, plus, dan mata lelah juga jadi masalah yang dikeluhkan.

Masalah ini juga sering menimpa para wartawan foto karena mereka harus memicingkan mata untuk mendapatkan obyek foto yang sempurna.[acl]

Shares: